Minggu, 04 Januari 2015

SLOGAN POLTEKKES


LOGO 3R


LOGO POLTEKKES


scribd PTPSP






Manajemen Pengelolaan Sampah Domestik

 

1.     Elemen Fungsional Pengelolaan Sampah

Unsur-unsur pokok/elemen fungsional seperti dibawah ini berikut penjelasannya:


Text Box: Proses yang
menghasilkan sampah
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gbr. 2.2 Hubungan elemen dalam sistem pengelolaan sampah

Sumber: Tchobanonglous et al. solid wastws engineering principle and management issue, New York Mc. Graw Hill book Company, 1977.

 

 

 

a.       Proses yang menghasilkan sampah

Pengelolaan dalam tahap ini sulit dilaksanakan, karena dipengaruhi oleh individu ataupun lokasi dimana suatu proses tersebut sewaktu menghasilkan sampah. Dari pandangan ekonomi saat proses sampah dihasilkan adalah saat yang sangat tepat untuk memisahkan antara bagian jenis sampah dengan maksud agar sampah yang masih dapat dimanfaatkan kembali dapat dipisahkan dari sampah yang harus dibuang, misalnya: kertas, kaleng, botol, dan sampah lainnya.

b.      Penyimpanan sampah sementara

Dalam pengelolaan sampah, maka sampah yang ditampung sementara (kios dan loods) merupakan unsur yang terpenting hubungannya dengan masyarakat sekitar, sebab penempatan sampah yang jelek pada setiap rumah akan menarik serangga dan tikus dan menimbulkan gangguan bau dan pandangan yang kurang sedap. Setiap pedagang perlu memperhatikan penempatan atau penyimpanan sampah pada tahap ini sangat baik bila setiap pedagang dapat membungkus sampah dalam plastik sebelum ditempatkan dalam bak sampah. Tempat penyimpanan/bak sampah harus memenuhi syarat antara lain: tidak berkarat, kedap air, tertutup, mudah dibersihkan, tidak mudah rusak, berkualitas tinggi, dan alasnya harus dijaga supaya tidak mudah berlubang.

c.       Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah yang dimaksud disini bukan sekedar pengumpulan sampah saja tetapi juga mengangkat sampah dari kios dan loods ke tempat pengumpulan, tempat pengolahan atau pemanfaatan kembali. Dalam pengelolaan sampah, pengumpulan paling banyak memakan biaya, kurang lebih 80% dari semua dana pengelolaan.

d.       Pengangkutan sampah

Pengangkutan sampah dalam pengertian ini adalah pemindahan sampah (dari tempat sampah sementara/pengumpulan) ke tempat pembuangan akhir dengan kendaraan yang relatif lebih besar. Unsur pengangkutan ini penting sekali.

e.        Pengelolaan dan pemanfaatan kembali

Dalam pengertian ini bahwa sampah diambil kembali oleh pemulung ataupun pencari garbage untuk dijadikan makanan lemak untuk energi.

f.       Pembuangan akhir

Elemen fungsional yang terakhir pada sistem pengelolaan sampah adalah pembuangan akhir. Kegiatan pada tahap ini adalah menampung seluruh sampah baik yang berasal dari rumah tangga, tempat-tempat umum, industri, maupun dari tempat-tempat pengolahan dan pemanfaatan kembali. Bahan-bahan yang terbuang betul-betul bahan yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dan harus dibuang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.     Persyaratan Tehnis Peneglolaan Sampah

 


Text Box: Penimbulan
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


a.       Penimbulan sumber-sumber sampah

Sampah yang akan dikelola dibedakan atas

1.       Sampah rumah tangga

Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik

2.       Sampah sejenis sampah rumah tangga

Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya

3.       Sampah spesifik sebagaimana dimaksud meliputi:

-          sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

-          sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

-          sampah yang timbul akibat bencana; – sampah bongkaran bangunan;

-          sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau

-           sampah yang timbul secara tidak periodic

b.      Penanganan

Pemisahan, Penyimpanan dan Prosesing di Tempat

-          Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh setiap penghasil sampah sendiri sedangkan wadah komunal dan pejalan kaki disediakan oleh pengelola dan atau swasta. spesifikasi wadah sedemikian rupa sehingga memudahkan operasionalnya, tidak permanen dan higienis. Akan lebih baik apabila ada pemisahan wadah untuk sampah basah dan sampah kering.

-           Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2 hari sekali sedangkan untuk wadah komunal harus dilakukan setiap hari.

c.       Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah dari sumber dapat dilakukan secara:

-          Langsung dengan alat angkut (untuk sumber sampah besar atau daerah yang memiliki kemiringan lahan cukup tinggi)

-          Tidak langsung dengan menggunakan gerobak (untuk daerah teratur) dan secara komunal oleh mayarakat sendiri (untuk daerah tidak teratur)

 

 

 

d.      Transfer dan Transport

Pemindahan sampah dari alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut (truk) dilakukan di transfer depo atau container untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan.

Pemindahan skala kota ke stasiun transfer diperlukan bila jarak ke lokasi TPA lebih besar dari 25 km.

e.       Pemisahan, Prosesing dan Transformasi Pengolahan Sampah

Dimaksudkan untuk:

-          mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA serta

-          meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan.

Teknologi pengolahan sampah dapat dilakukan melalui:

-          pembuatan kompos

-          pembakaran sampah secara aman (bebas COx, SOx, NOx dan dioxin)

-          pemanfaatan gas metan

-          daur ulang sampah

f.       Pemrosesan Akhir TPA

Pemilihan lokasi TPA harus mengacu pada SNI 03-3241- 1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. Agar keberadaan TPA tidak mencemari lingkungan, maka jarak TPA:

-          ke badan air penerima > 100m

-          ke perumahan terdekat > 500 m

-          ke airport 1500 m (untuk pesawat propeler) dan 3000 m (untuk pesawat jet)

Selain itu muka air tanah harus >  4 m, jenis tanah lempung dengan nilai K < 10-6 cm/det.