Malaria merupakan
penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.
Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali. Terdapat beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit
malaria, yaitu plasmodium falciparum, vivax, malaria dan ovale. Parasit ini
menggunakan nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Gejala
klinis penyakit ini terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode panas
dan periode berkeringat.
Penularan penyakit
ini bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung nyamuk anopheles dan
secara tidak alami yaitu secara bawaan dan secra mekanik. Diagnosanya dapat
dilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya demam, imunnoserologi yaitu
ditemukannya antigen HRP-2, pLDH dan aldolase dan lewat pemeriksaan mikroskopik
yaitu melihat morfologi sel darah merah yang terinfeksi dan melihat asam
nukleat pada parasit. Malaria ini dapat menyebabkan rasa sakit, gangguan otak
hingga menyebabkan kematian.
Pemeriksaan dapat
dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama menggunakan mikroskopik cahaya
dengan melihat morfologi eritrosit yang terinfeksi, yang kedua menggunakan
mikroskop flouresensi dengan melihat asam nukleat yang terdapat diparasit, yang
ketiga dengan menggunakan metode rapid test yaitu identifikasi antigen yang
terdapat pada serum sampel, yang keempat menggunakan dip-stick yaitu
identifikasi antigen parasit malaria yang terdapat dalam serum sampel, yang
kelima dengan menggunakan PCR yaitu dengan menggandakan sekuens DNA/RNA yang
spesifik dengan menggunakan primer oligonukleotida yang spesifik pula lalu
dibaca menggunakan elektroforesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar